Thai Movie (Indo Sub)
Harga Rp 4.000,-
Q bersama
teman-temannya adalah siswa terpopular di sekolahnya. Berkat band yang mereka
bentuk banyak penggemar ataupun yang ingin sekali bergabung ke band tersebut
agar popular seperti mereka. Namun mereka tetap tidak menerima satupun anggota
baru. Sampai suatu hari pun, Q bertemu dengan seorang perempuan gendut
berkacamata dan jelek rupanya. Q menolak mentah perempuan itu. Perempuan
tersebut yang bernama Kerr pun bersumpah tidak akan menerima cinta Q kelak jika
dirinya bertumbuh menjadi perempuan dewasa yang cantik. Seiring berjalannya
waktu, Kerr pun berubah menjadi wanita cantik dan sebaliknya Q kini menjadi
pria lemah dan tidak sepopular dahulu. Q pun jatuh cinta kepada Kerr.
Masih ingat
film Thailand yang cukup fenomenal di tahun 2010 yang berjudul Crazy Little
Thing Called Love? Jika kalian lupa sedikit akan diingatkan kembali disini,
film itu tentang cerita cinta monyet pasangan di masa sekolah mereka. Lika-liku
romantisme percintaan remaja pun terjadi diantara mereka berdua dan semua
terlihat alami tanpa adanya adegan yang maksa. Nah di tahun 2012, sutradara
film CLTCL kini kembali dengan film yang mengangkat genre yang sama yaitu
romantis komedi dengan judul My Name Is Love atau (ค้าเรียกผมว่าความรัก).
Mengangkat
cerita percintaan remaja nampaknya sudah tidak asing buat para sineas Thailand.
Sudah banyak film produksi sana yang cukup sukses membuat penonton tersenyum
atau bahkan berkaca-kaca matanya karena jalan cerita film mereka yang terlihat
begitu manis dan menyentuh. My Name Is Love nampaknya bukanlah sesuatu yang
baru lagi untuk film romantis komedi Thailand. Ketika menonton film ini pun
ingatan ke film thailand lainnya pun begitu kuat terasa di film ini. Sebagai
contoh saja, nyawa beberapa film yang diberikan disini mengingatkan pada film
30+Single On Sale, Suckseed, dan terakhir ATM.
Cerita My
Name Is Love secara keseluruhan cukup menghibur, akan tetapi jika ingin
membandingkan dengan film Crazy Little Thing Called Love nampaknya jauh sekali
rasanya. Karena masih banyak yang harus dirubah agar menghiburnya sama dengan
film CLTCL. Sebagai contoh saja, maksud dari film ini terlihat bertele-tele
sekali. Sebenarnya film ini tentang dewa cinta atau mendapatkan cinta dahulu
yang sempat dia tolak? Atau menghubungkan keduanya? Jika memang ingin
menghubungkan keduanya pun film ini jatuhnya jadi berasa lama sekali.
Walaupun
film ini terlampau lama durasinya karena bertele-tele, akan tetapi tidak
melupakan makna yang tersembunyi ingin dibagikan kepada penonton ketika keluar
dari studio. Salah satu makna yang dapat diangkat yaitu bahwa namanya cinta
pasti akan datang sendirinya walaupun adanya seorang dewa cinta. Karena dewa
cinta itu ibarat kata hanya sebagai jembatan saja, selebihnya yang tahu makna
cinta itu apa ya orang yang menjalankannya tersebut. Tanya lagi pada hati kecil
anda, apakah anda benar-benar cinta kepadanya. Kalau iya, lupakan namanya
gengsi atau takut walaupun dahulu pernah membuat kesalahan kepada orang yang
anda cintai sekarang.
Scoring film
ini cukup menghibur, apalagi pas adegan anak kecil menembak seorang pujaan
hatinya. Begitu hidup suasana yang diberikan lagu ini. Selain itu beberapa
scoring film ini juga enak dan memanjakan pendengaran penonton. Sinematografi
film ini tidak ada sesuatu yang istimewa. Gerakan slow motion ada beberapa yang
menarik di film ini. Deretan pemain film ini nampaknya tidak begitu banyak yang
tahu jika memang bukan pecinta film Thailand. Setidaknya para pemain 30+Single
On Sale, The Little Comedian, dan juga Suckseed. Sebut saja Arak Amornsupasiri,
Jazz Chuancheun, Khom Chuan Chuen, Thunyasupan Jirapreechanon. Arak di film ini
terlihat lebih baik daripada di film 30+ Single On Sale, akan tetapi jauh lebih
di film Best In Time.
No comments:
Post a Comment