Disebuah
desa kecil Lhok nga didekat pinggiran pantai aceh, hidup seorang anak kecil
bernama Delisa. Gadis periang dan baik hati. Delisa yang sudah sedari kecil
sering ditinggal sang abi berlayar dan hanya ditemani ummi dan ketiga kakaknya,
namun delisa tidak pernah merasa sedih bahkan dia mampu untuk bersikap dewasa.
Delisa yang sedari kecil sudah diperkenalkan ilmu agama di sekolah maupun
dirumah, namun untuk menghafal hafalan sholat masih harus sering dilakukannya
untuk mengikuti ujian sholat di sekolahnya. Dari malam sampai tertidur delisa
terus saja menghafal-hafalan sholatnya agar lebih bagus lagi dan lulus dalam
ujiannya.
Untuk memberi semangat kepada delisa agar hafalan sholatnya bagus dan bisa
dengan khu’su dalam ujian nanti dan seterusnya, ummi delisa menghadiahkan
sebuah kalung dengan bandul berhurufkan inisial D yang artinya delisa yang
nanti akan diberikan kepadanya ketika delisa sudah selesai menjalankan tugasnya
dan mendapat kelulusannya dalam ujian praktek sholat.
Di pagi harinya, dalam keadaan siap dan senang karna ingin mendapatkan hadiah
kalung yg dipilihnya sendiri sewaktu beli di toko mas. Delisa siap untuk
mengikuti ujian praktek sholat di sekolahnya. Awalnya sang ummi tidak ingin
membawa kalung ke sekolah karna takut hilang, namun delisa memaksanya dan
menarik ummi untuk kembali kerumah dan membawa kalung tersebut.
Sesampainya di sekolah, dan pada saat delisa maju dan sedang sholat, pada saat
itulah tsunami terjadi dan menggulung semua orang yang berada di daerah
tersebut, beserta dengan rumah, ternak dan lain-lainnya. Delisa terlempar jauh
dan berpisah dengan ketiga kakaknya dan umminya.
Setelah beberapa hari dan banyaknya tim pencarian, delisa ditemukan dan
diselamatkan oleh relawan yang membawanya ke rumah sakit tempat para korban di
rawat. Pada saat itu pula abi delisa mencarinya setelah mendapatkan kabar dari
teman pelayarnya.
Abi menemukan delisa dalam keadaan kaki sebelah kananya diamputasi akibat
terjepit potongan-potongan kayu. Namun, walaupun dalam keadaan kehilangan
sebelah kaki kanannya, kehilangan ke tiga kakanya dan ummi yang sangat delisa
cintai, beserta teman-teman dekat delisa, delisa tetap berusaha tegar dan tidak
mau putus asa. Walaupun dalam keadaan tersebut delisa mampu menyelesaikan
praktek sholatnya dan lulus dalam prakteknya. Delisa, gadis kecil yang periang
membawa kebahagiaan pada semua warga aceh yang sedang dilanda musibah bencana
alam.
No comments:
Post a Comment